kau terjaga waktu dunia terlelap
menanti malam merekah lewat lantunan ayat gaib
saat bumi merengkuh berselimut kabut
alam terpekur syahdu dalam dingin
kau melepas mimpi-mimpi malammu
menghidangkan sepiring harapan
segelas kehangatan untuk anak-anakmu
menepis segala belukar yang menyerang hidup mereka
membalas setiap tatapan dengan senyum kedamaian
kupandangi tiap detik gurat di wajahmu kian bertambah
melukis jelas betapa keras hidup yang kau tempuh
di rambutmu kulihat senja kian mendekatimu
tapi tidak disetiap inci tubuhmu
kau kokoh tegar
layaknya karang yang tak peduli pada ombak
sekali lagi kutatap lekat-lekat gurat wajahmu
setiap gurat kian melukis pengorbananmu
akal dan hatiku lumpuh memaknainya
Nurma Yunita; Kendari, 15 Mei 2010
0 komentar:
Posting Komentar