Powered By Blogger

Naskah Drama

Kamis, 15 Desember 2011

Ringkasan Beberapa Naskah Drama Nasional dan Lokal

    Tulisan ini berisi beberapa ringkasan drama nasional dan lokal. Tiga di antaranya adalah ringkasan naskah drama nasional yaitu drama Malam Terakhir karya Yukio Mishima yang diterjemahkan oleh Toto Sudarto Bakhtiar, drama Komedi Satu Babak “Pagi Bening” karya Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero yang diterjemahkan oleh Drs. Sapardi Joko Damono, dan drama Bunga Rumah Makan karya Utuy Tatang Sontani dan dua diantaranya adalah ringkasan naskah drama lokal yaitu drama Tanah yang Hilang karya rifton Suba dan drama Ningrat karya La Ode Sadia.


Ringkasan Pertama

    Pada ringkasan drama pertama ini yaitu drama Malam Terakhir (Sotoba Korimachi) karya Yukio Mishima merupakan drama terjemahan  yang diterjemahkan oleh Toto Sudarto Bachtiar. Drama Malam Terakhir ini bertemakan tentang pengagungan cinta atau pengaguman, dan penantian. Dalam drama ini terdapat beberapa tokoh yaitu, tokoh perempuan tua, penyair, laki-laki pertama, laki-laki kedua, laki-laki ketiga, perempuan pertama, perempuan kedua, perempuan ketiga, penari, pasangan kekasih, pengemis, dan beberapa pelayang rumah makan.
    Cerita dalam drama ini di awali dengan kisah dimana ada seorang perempuan tua yang sedang duduk seorang diri sambil menghitung dan memain-mainkan punting rokok di sebuah taman. Di sana ada beberapa pasang kekasih yang sedang bercumbu. Perempuan tua itu, mencoba mendekati sepasang kekasih yang tak jauh dari bangkunya, ia mencoba meminta api untuk membakar punting rokok yang hamper haibis di tangannya dan ia kemudian kembali ke bangkunya semula. Tak berapa lama ia kempali, datanglah seorang penyair yang coba menyapanya. Mereka kemudian terlibat dalam perbincangan serius, dimana penyair tersebut merasa tidak senang pada sikap perempuan tua itu yang tampak sangat menggangu pasangan-pasangan kekasih yang sedang kasmaran itu. penyair itu merasa sangat damai jika melihat pasangan-pasangan kekasih itu dalam keadaan bahagia, menurutnya hanya dalam keadaan itulah pasangan-pasangan itu hidup sedang mereka berdua di bangku taman itu dalam keadaan mati. Perempuan tua itu, merasa tersinggung dan tidak setuju dengan apa yang dikatakan penyair. Menurut perempuan tua itu, saat pasangan-kekasih itu sedang terbuai oleh mimpi mereka, saat itu mereka tak sadarkan diri dan mati. Hanya mereka berdualah yang ada di tempat itu yang hidup.

    Perempuan itu kemudian menceritakan masa lalunya pada penyair, masa 80 tahun yang lalu dimana saat ia berusia 19 tahun. Waktu itu semua laki-laki tergila-gila pada kecantikannya dan salah satu lelaki yang tak pernah berhenti memujanya adalah lelaki yang bernama Kapten Fukaksa. Penyair itu kemudian berpura-pura menjadi Kapten Fukaksa namun perempuan tua itu mengatakan Kapten Fukaksa beribu-ribu kali lebih tampan daripada dirinya. Perempuan tua pada masa itu adalah wanita yang sangat cantik hingga kecantikannya tak mampu diungkapkan dalam kata-kata. Tak ada satu pun kata yang mampu menggambarkan kecantikannya hingga setiap lelaki yang mengatakan bahwa dirinya sangatlah cantik akan mengalami kematian. Dan saat perempuan tua itu asyik menceritakan masa lalunya tiba-tiba apa yang ia ceritakan seolah menjadi nyata. Kini mereka berada di sebuah istana, perempuan tua itu tampil dengan sangat cantik dengan pakaian yang sangat indah hingga membuat para perempuan iri melihatnya. Saat itu mereka sedang berada di sebuah pesta yang dihadiri para lelaki gagah dan wanita-wanita cantik.pra pelayang sedang asyik melayani para lelaki dengan minuman-minuman yang disuguhkan. Perempuan itu sedang bersama penyair yang menjelma menjadi Kapten Fukaksa. Saat itu Perempuan tua dan Kapten Fukaksa berjanji untuk bertemu kembali pada seratus tahun yang akan datang.Dan saat semuanya kembali ke keadaan semula yaitu di sebuah taman, penyair benar-benar melihat perubahan pada wajah perempuan tua itu. Di wajahnya tak ada lagi kerut-kerut, ia bukan lagi perempuan tua yang berusia 90-an. Penyair itu berusaha mengungkapkan kekagumannya lewat kata-kata namun perempuan itu berusaha menghentikannya. Ia tak mau penyair itu mati karena mengatakan ia cantik. Penyair itu tak peduli, ia tetap mengatakan perempua itu sangat cantik, ia rela mengatakannya walaupun ia harus mati. Perempuan itu tak kuasa menahannya, hingga akhirnya penyair itu mati tersungkur di depan perempuan tua. Polisi  yang melihat tubuh penyair yang terjatuh itu langsung mmbangunkannya, ia pikir penyair itu tertidur karena mabuk namun perempuan tua itu mengatakan penyair itu telah meninggal. Dan perempuan tua itu pun kembali melakukan kegiatannya, terus duduk seorang diri sambil menghitung.

Ringkasan Kedua   

Pada ringkasan naskah drama yang kedua, drama Komedi Satu Babak “Pagi Bening”  karya Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero yang merupakan drama terjemahan yang diterjemahkan oleh Drs. sapardi Joko Damono  merupakan drama yang menceritakan tentang kisah pertemuan dua orang tua yang pernah saling memadu kasih di masa muda yang terjadi secara tidak disengaja. Kedua orang tua itu adalah Donna Laura dan  Don Gonzalo. Donna Laura adalah salah seorang wanita tua yang nam pak jelas bahwa dulunya cantik dan tindak tanduknya menunjukkan ia orang yang baik. Ia telah berumur kurang lebih 70 tahun demikian juga dengan Don Gonzalo, lelaki tua yang usianya pun tak jauh beda dengan Donna Laura namun perwakannya agak congkak dan tak sabaran.
Drama ini di awali dengan kisah dimana Donna Laura bersama Petra gadis pembantunya pergi ke sebuah taman pada suatu pagi. Di sana petra kemudian menuntun Laura menuju bangku kesayangannya dan ia kemudian menyuruh Petra untuk pergi menemui tukang kebun yang ditaksirnya dan sebelumnya ia meminta Petra untuk memberinya remah-remah roti. Laura merasa pagi itu adalah pagi yang sangat cerah, ia kemudian memberikan remah-remah roti pada burung-burung merpati yang menghampirinya. Dan saat ia sedang asyik memandangi burung-burung merpati, tiba-tiba dating seorang lelaki tua dengan terseok-seok dibimbing oleh seorang pemuda. Lelaki tua itu adalah Don Gonzalo dan Juanito pembantunya. Ia juga sering dan senang berada di taman itu pada pagi hari. Namun, hari itu ia harus duduk di bangku milik Laura karena bangku yang telah dianggap sebagai miliknya tengah diduduki oleh tiga orang pendeta. Laura merasa risih melihat Gonzalo dan pembantunya duduk begitu saja tanpa permisi. Dan ia sangat kesal saat Gonzalo sengaja mengusir burung-burung merpati yang sedang berebut remah-remah roti di hadapannya. Gonzalo pun kemudian pergi mencari bangku lain namun sudah tak ada bangku yang kosong selain bangku milik Laura. Ia bersama Juanito kemudian kembali ke bangku Laura, Juanito pun membimbing Gonzalo duduk di bangku itu dan berlalu pergi.
Laura dan Gonzalo pun akhirnya terlibat pembicaraan yang cukup menyenangkan setelah insiden pertikaian dan perbedaan pendapat mengawali perjumpaan mereka. Mereka kemudian saling betukar cerita masa lalu dan cerita masa lalu mereka seolah saling melengkapi. Cerita masa lalu itulah yang membuat mereka menyatu dan  mereka pun kemudian berjanji untuk bertemu kembali di taman itu. Hingga akhirnya Gonzalo sadar bahwa Laura adalah gadis cantik yang diberi sebutan “Perawan Bagai Perak” yang sangat ia cintai namun harus merelakan gadis itu dengan lelaki lain karena keinginan orang tua gadis itu. Gonzalo tak sanggup menerima kenyataan itu dan akhirnya ia memutuskan untuk menyendiri. Tak berbeda dengan Gonzalo, saat mereka harus kembali ke rumah mereka masing-masing, Laura pun menyadari dan yakin bahwa lelaki tua itu adalah  Gonzalo, lelaki yang sangat ia cintai dan sering memberinya bunga lewat jendela.   
              
Ringkasan  Ketiga       
                                            
Ringkasan drama Bunga Rumah Makan karya Utuy Tatang Sontani bercerita tentang kehidupan dan prinsip  para pemilik rumah makan dan pekerjanya. Kisah dalam drama ini didukung oleh tokoh Any sebagai pelayan,  Iskandar sebagai pelancong, Sudarma sebagai pemilik rumah makan, Karnaen sebagai anak Sudarma, Usman sebagai kyai, polisi, Suherman sebagai kapten tentara, Rukayah teman Any, perempuan yang belanja, pengemis, dan dua pemuda pegawai kantoran. Drama ini terdiri dari satu babak dan dalam babak tersebut terdapat dua puluh satu adegan. Adegan pertama dalam drama ini dikisahkan yaitu dimana saat itu Karnaen sedang ada di dalam rumah makan, ia sedang menulis dan tiba-tiba masuk seorang pemuda (Iskandar) dan melihat ke arah pintu belakang. Karnaen kaget dan menanyakan hal apa yang b isa dibantu untuknya namun pemuda itu langsung pergi begitu saja. Pada adegan kedua, disini diceritakan dimana Karnaen berusaha menyakinkan Any untuk menjadi wanita rumah tangga. Ia menyuruh Ani untuk menikah saja namun Any menolak, ia masih senang dengan pekerjaannya.namun Karnaen terus meyakinkannya , ia member tahu Any bahwa dulu ia mengajaknya kesini adalah untuk menjadi wanita sebagai ibu rumah tangga yang baik. Any merasa bersalah karena ia tidak dapat menerim saran Karnaen karena ia memang masih sangat mencintai pekerjaaanya. Pada adegan ketiga, di adegan ini Any sedang melayai perempuan yang belanja dan pada akhirnya perempuan yang belanja itu mengatakan andaikan anak laki-lakinya masih hidup, ia pasti akan menikahkannya dengan Any. Pada adegan keempat, ada seorang pengemis yang berniat mencuri mmakanan di rumah makan itu. Any yang melihat kejadian itu, lansung menegur pengemis tersebut, memberinya uang, dan sedikit nasihat. Pada adegan kelima, Sudarma datang dan langsung mengusir pengemis tersebut. Ia mengingatkan Any untuk tidak membiarkan orang seperti itu masuk ke rumah makannya. Pada adegan keenam, Usman kemudian ke rumah makan untuk mencari Sudarma namun ia hanya bertemu dengan Any dan Usman menyatakan bahwa sebentar lagi Sudarma akan jadi mertuanya karena Karnaen sangat menyukai Any.Pada adegan ketujuh, Any menelepon Suherman, kekasihnya. Pada adegan kedelapan, dua orang pegawai kantoran masuk ke rumah makan dan Any pun melayangi mereka. Pemuda it uterus mengganggu Any dan meminta nomor telepon Any. Kemudian pada adegan kesembilan, Iskandar masuk ke rumah makan dan melihat-lihat tamu kemudian duduk di kursi.  Pada adegan kesepuluh, Suherman kemudian datang menemui Any, saat itu Any sedang melayani dua pemuda itu dan tak lama pemuda itu pun pergi setelah membayar harga minuman mereka. Pada adegan sebelas, Any dan Suherman sedang berbincang-bincang satu meja dan saling mengungkap rasa. Any meminta Suherman untuk membawa jalan-jalan, ia bosan berada di rumah makan it uterus. Pada adegan duabelas, Any bertemu Rukayah dan Any pun mengungkapkan apa yang dirasanya. Ia menanyakan pendapat Rukayah bagaimana jika seorang perempuan menyerahkan jiwa dan raganya pda seorang lelaki. Rukayah berusaha menasihatinya agar mrmikirkannya dulu matang-matang. Kejadian ini masih di rumah makan. Pada adegan ketiga belas, Iskandar datang menemui Any, ia  terus menghina Any dan mengatakan ia telah menipu dirinya sendiri. Pada adegan empat belas, Karnen masuk dan ia tidak terima karena Karnaen telah menghina Any. Ia pun mengusir Iskandar namun, Iskandar tak mau juga pergi. Karnaen kemudian memutuskan untuk menelpon polisi dan Iskandar pun segera berlalu. Karnaen berusaha mencegatnya namun iskandar mendorongnya dan ia jatuh tersungkur. Pada adegan lima belas, Any berusaha menolong Karnen. Karnaen kemudian mengungkapkan apa yang dia rasa pada Any.   Ia mengatakan hanya pada Suhermanlah, ia bisa melakukan semuanya dengan tulus. Pada adegan keenam belas, polisi datang dan mencari tahu tentang kejadian tadi. Pada adegan ketujuh belas, Sudarma masuk dan heran mengapa di rumah makannya ada beberapa orang polisi. Ia pun menanyakan kejadian itu pada Karnaen. Karnaen pun menjelaskannya dan tiba-tiba datanglah Usman, ia kemudian mengingatkan Any untuk menikah saja, agar ia bisa hidup tenang dan tak diganggu lagi seperti itu. Sudarma yang mendengar hal itu, tidak setuju. Ia tidak ingin kehilangan pelayannya. Any disarankan untuk menikah dengan Karnaen, namun any tidak setuju. Kemudian pada adegan kedelapan belas,  Usman bersama Karnaen dan any, menunggu kedatangan Suherman. Usman memastikan pada Suherman apakah ia akan menikahi Any, namun Suherman malah tersinggung dan pergi meninggalkan Any. Pada adegan kesembilan belas, polisi kemudian berhasil menangkap Iskandar dan menyeretnya ke runah makan. Setibanya di sana, ia kemudian diintrogasi oleh polisi dan dinyatakan salah namun Any tidak menyetujui keputusan itu. menurutnya bukanlah Iskandar yang salah tapi dirinyalah. Apa yang dikatakan Iskandar itu benar, bahwa selama ini dia hidup dalam kepura-puraan.  Kemudian pada adegan kedua puluh, Any tampil dengan membawa kper. Ia memutuskan untuk ikut bersama Iskandar dan menyerahkan hidupnya pada Iskandar. Sudarma berusaha mencegahnya namun Any tetap berikeras pergi. Ia kemudian meminta maaf pada semua orang yang ada di rumah makan itu. dan akhirnya mereka pun pergi berdua dengan janji untuk hidup bersama dan saling membantu. Any berpikir sudah saatnya untuk mengakhiri kepura-puraannya. Dan kemudian, drama ini di tutup atau di akhiri dengan adegan kedua puluh satu, dimana Sudarma menyalahkan Usman atas peristiwa yang baru saja terjadi. Menurutnya, senua inu dukarenakan Usman yang terus menyuruh Any untuk segera menikah.

Ringkasan Keempat

    Kemudian naskah drama Tanah yang Hilang karya Rifton Suba yang merupakan salah satu naskah drama lokal ini bertemakan tentang konflik sosial yang kebanyakan terjadi di kalangan masyarakat saat ini. Tokoh-tokoh dalam drama ini adalah Pak Wardiman sebagai ayah, ibu, Manto, Pak Desa,  Pengusaha, warga dan istri pak desa.
Dalam drama ini diceritakan dimana  di sebuah pedesaan terpencil jauh dari kawasan perkotaan tinggal sekolompok masyarakat. Sebagaimana masyarakat pedesaan pada umumnya, masyarakat di pedesaan itu hidup dari hasil pertanian. Suatu hari datanglah pengusaha dari kota, ia menawarkan untuk membeli lahan-lahan persawahan yang ada di desa itu untuk dijadikan tempat wisata. Pengusaha itu,menyampaikan keinginannya pada Pak Desa. Pak desa kemudian menyampaikan hal itu pada warganya. Pak Wardiman yang berperan sebagai ayah yang mendengar gagasan itu sangat marah besar. Ia tidak setuju jika harus menjual sawahnya, ia khawatir pada masa depan keluarganya karena hanya pada sawah itulah tempat ia dan keluarganya bergantung hidup. Ibu yang mendengar ayah bersikap seperti menanyakan perihal keadaan suaminya. Setelah menjalaskan semuanya, ibu pun mengerti. Ayah kemudian menyuruh Manto untuk mengumpulkan warga guna membahas masalah ini. Setelah itu, ayah pun mengadakan rapat dengan warga Namun sebelumnya Pak Desa dan pengusaha datang menemui ayah. Pak Desa menanyakan persetujuan ayah,ia berusaha membujuk ayah untuk menyetujui gagasan pengusaha itu. Namun ayah bersikeras untuk tidak menjual sawahnya. Ayah rela mempertaruhkan nyawanya demi mempertahankan lahan sawahnya.  Setelah mengetahui betapa keras kepalanya ayah, pengusaha dan Pak Desa pun menyusun rencana. Pengusaha mempercayakan semuanya pada Pak Desa.ia memberikan banyak uang kepada Pak Desa untuk biaya kelangsungan usaha mereka. Istri Pak Desa kaget dan terheran-heran  melihat uang sebanyak itu, ia kemudian mengingatkan suaminya untuk berhati-hati. Pak Desa kemudian melaksanakan rencananya. Ia berusaha mengumpulkan istri-istri para warga termasuk ibu dan berusaha membujuk mereka untuk menjual lahan sawah mereka dengan menyerahkan surat tanah mereka dengan iming-iming akan diberi modal untuk usaha baru.
Ayah yang mengetahui rencana busuk Pak Desa langsung menanyakan surat tanahnya pada ibu. Namun ibu sudah terlanjur memberikannya pada Pak Desa. Ayah sangat marah dan warga yang tidak setuju dengan gagasan itu pun, merasa sangat dilecehkan. Mereka kemudian bersama-sama ayah pergi menemui Pak Desa. Ayah berusaha berbicara baik-baik pada Pak Desa untuk mengembalikan surat tanah itu, namun Pak Desa tak juga memberikannya. Warga yang melihat hal itu semakin marah dan berusaha berbuat kasar pada Pak Desa. Ayah berusaha membujuk warga aagar tidak bertindak anarkis. Namun emosi warga sudah tidak dapat dibendung. Mereka kemudian beramai-ramai memukul Pak Desa. Ayah yang melihat kejadian itu, terus berusaha menghentikan dan menenangkan warga. Namun, semuanya sudah terlambat, Pak Desa telah meninggal dunia. Ayah sangat terkejut dan warga pn meningglkan mayat Pak desa yang tebujur kaku bersama ayah.
Ringkasan Kelima
Drama Ningrat Karya La Ode Sadia ini mengisahkan tentang kisah cinta sepasang kekasih La Ege dan Wa Ode Abe.  Dalam drama ini kisahnya di awali dengan keputusasaan La Ege terhadap kisah keadaan mereka. Ia tidak sanggup untuk terus menjalin hubungan secara sembunyi-sembunyi dengan Wa Ode Abe. Ia kemudian berniat menyuruh orangtuanya untuk melamarkan Wa Ode Abe untukya. Ia sadar ayah Wa Ode Abe pasti akan menolaknya karena ia hanyalah masyarakat biasa pada umumnya yang tidak memiliki kedudukan apapun sedang Wa Ode Abe dan keluarganya adalah keturunan ningrat. Namun, ia tetap menyuruh orang tuanya untuk melamarkan Wa Ode Abe. Alhasil  ayah Wa Ode Abe menolak lamaran dari orang tua La Ege. Ayah Wa Ode Abe menganggap anaknya yang dari keturunan ningrat tidak pantas bersanding dengan orang yang tidak memiliki kedudukan apa-apa. Menurtnya, kalangan ningrat haruslah menikah dengan kalangan ningrat.
Mendengar keputusan ayahnya, Wa Ode abe pun tak bisa menahan tangisnya, ia sangat kecewa. Ia kemudian pergi menemui La Ege untuk menanyakan apa yang harus mereka lakukan.  Namun, Ayah dan Kakak Wa Ode Abe mendapati mereka. Kakak Wa Ode Abe kemudian memukuli La Ege hingga babk bekur. Ayahnya pun menyuruh Wa Ode Abe untuk segera pulang namun Wa Ode Abe menolak. Ia terus berusaha membela La Ege dan menghalangi kakaknya untuk tidak memukuli La Ege. Namun, Ayahnya tetap memaksanya pulang hingga ia diseret-seret.
Suatu hari, La Ege sedang termenung seorang diri dengan wajah yang penuh Lebam. Ia memikirkan tentang nasib hubungannya dengan Wa Ode Abe. Ia sangat mencintai Wa Ode Abe. Tiba-tiba datanglah seorant tua adat di dekatnya. Ia menanyakan perihal kemurungan LA Ege. La Ege pun menceritakan masalahnya. Orang tua itu kemudian menyuruh La Ege untuk kawin lari saja.  La Ege kemudian mengirim surat pada Wa Ode Abe dan akhirnya mereka pun kawin lari dan tanpa persetujuan dari keluarga Wa Ode Abe.
   

0 komentar:

Posting Komentar


wYmiNoZ saRaNghaE^^ Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template for Bie Blogger Template Vector by DaPino